Lubang Hitam Black holes
Teori Black Hole melalui Stephen Hawking
STEPHEN HAWKING DAN TEORI-TEORI KONTROVERSIALNYA TENTANG ALAM SEMESTA
Sumber: social mediacore
Penulis: feri sundamanix.
Pernahkah kamu mendengar nama Stephen Hawking? Banyak orang belum mengenal Hawking sampai ketika sebuah rumah produksi mengangkat kisahnya dalam sebuah film berjudul The Theory of Everything. Film bergendre roman drama ini berdurasi dua jam lebih dan fokus pada kisah nyata kehidupan ilmuan terkenal, Stephen Hawking dan istirnya Jane. Hawking yang didiagnosis menderita penyakit ALS yang mematikan tidak menghentikannya menjadi seorang pemikir brilian.
Stephen Hawking dikatakan sebagai pemikir brilian karena ia adalah seorang fisikawan teoretis, kosmologi, pengarang, dan menjadi Direktur Penelitian Centre for Theoretical Cosmology di Universitas Cambridge. Kami menulis artikel ini khusus untuk mengenang 4 tahun kematian beliau pada 2018 lalu.
Kurang lengkap rasanya jika belum menceritakan sepak terjang Hawking dan buah-buah pikirannya soal alam semesta, yang bagi banyak orang cukup kontroversial. Kalau kamu tidak pernah mendengar namanya, kami yakin kamu setidaknya pernah mendengar teori-teori di bawah ini. Satu dari teori ini bisa jadi kamu kenal sebagai salah satu teori konspirasi. Mau tahu apa saja? Jangan lupa dibaca hingga selesai ya.
Teori Big Bang
Hawking menyelesaikan doktoralnya dengan menghasilkan dua teori kosmologi, Bing Bang dan Steady State. Melansir dari Bisnis.com, kedua teori ini menerima alam semesta mengembang, tetapi yang pertama mengembang dari keadaan ultra-compact atau super-padat pada waktu yang terbatas di masa lalu. Sementara yang kedua, mengasumsikan alam semesta telah mengembang selamanya dengan materi baru yang terus menerus diciptakan untuk mempertahankan kepadatan yang konstan.
Ribet ya? Jadi gini, Unifers. Sekitar 13,7 miliar tahun lalu kana lam semesta muncul ya. Nah, Hawking dalam episode Star Talk milik situs ilmu pengetahuan Popular Science, sebagaimana yang kami kutip dari Liputan6.com itu menjawab rasa penasaran banyak orang. Soal pertanyaan sesederhana, sebelum Big Bang terjadi, apa yang ada dalam semesta?
Hawking tuh cuma menjawab, nothing. Penjelasan lebih lanjut soal ini bisa kamu baca lewat sumber yang kami terakan di referensi ya.
Lubang Hitam alias Black Hole
Teori kedua yang tenar dari Hawking adalah lubang hitam atau black hole. Dilansir dari Bisnis.com, lubang hitam ini terbentuk ketika sebuah bintang mengalami keruntuhan total di bawah gravitasinya sendiri. Hal ini muncul dari teori relativitas umum Einstein.
Hawking dengan jenius nih Unifers, berhasil menggabungkan persamaan Einsten dengan persamaan mekanika kuantum, mengubah apa yang sebelumnya Cuma jadi abstraksi teoritis kini jadi sesuatu yang benar-benar ada di alam semesta.
Melansir dari CNNIndonesia.com, lubang hitam ini berukuran tidak lebih dari 20 kali massa matahari. Karena ketika bintang-bintang ini mati, mereka kehilangan sebagian besar massanya melalui ledakan yang megeluarkan materi dan gas hingga tersapu oleh angin bintang.
Radiasi Hawking
Radiasi Hawking, sebagaimana yang dilansir dari IDNTimes.com disebut sebagai penanda kematian lubang hitam yang kita ceritakan sebelumnya. Kalau bahas sedikit soal mekanika kuantum, ruang hampa itu sebenarnya tidak benar-benar kosong, Unifers. Ia diisi oleh berbagai pasangan partikel virtual yang muncul dan luruh dengan cepat.
Partikel yang terhisap ini lantas memiliki energi negatif dan justru akan membuat massa lubang hitam menjadi sedikit lebih kecil. Proses tersebut akan terjadi berulang semalam milyaran tahun hingga materi dalam lubang hitam menyusut drastic. Akhirnya, ia akan meledan dan mati serta menghilang dari alam semesta.
Sementara kalau yang kami lansir di Bisnis.com menuliskan, dengan menerapkan teori kuantum, khususnya, gagasan bahwa pasangan foton virtual dapat secara spontan dibuat dari ketiadaan. Dimana hal ini disadari bahwa ia akan tampak terpancar dari lubang hitam. Teori tersebut pun disebut sebagai radiasi Hawking yang telah dikonfirmasi dalam percobaan laboratorioum di Israel.
Akhir kata, rasionalisme seorang Stephen Hawking, sebagaimana yang dilansir dari Tirto.id semakin kental ketika Hawking ditaya oleh wartawan dari ABC News tentang kemungkinan rekonsiliasi sains dan agama. Jawaban Hawking sesederhana, ada perbedaan mendasar antara agama yang berlandaskan otoritas dan sains yang berdasarkan observasi dan nalar. Sains akan menang karena ia terbukti bekerja.
Jadi gimana nih, Unifers? Apakah kamu sepakat sama apa yang disampaikan oleh Hawking? Apa pun itu, sebagai seorang pemikir dengan sesuatu yang sangat berguna bagi pengetahuan, kita tetap wajib mengangkat topi dan mendo’akannya.
Komentar
Posting Komentar